Zen Punya Coretan & Album

Empat hal mematikan Kalbu, yaitu :
Pertama, dosa ke dosa;
Kedua, obrolan yang banyak;
Ketiga, berdiskusi dengan pecundang;
Keempat, bersahabat dengan yang mati (hatinya).





Pembicaraan terdiri dari empat ragam :
Pertama, Anda harapkan manfaatnya, tetapi anda khawatirkan dampak buruknya.
yang ini lebih baik anda hindari.
Kedua, tidak Anda harapkan manfaatnya dan tdak juga dampak buruknya. untuk ini paling sedikit yang Anda raih bila meninggalkannya adalah keringanan beban lidah, serta perolehan waktu untuk selainnya.
Ketiga, tidak Anda harapkan manfaatnya, tetapi anda khawatirkan dampak buruknya. inilah yang harus Anda hindari.
Keempat, Anda harapkan manfaatnya, dan Anda percaya dampak baiknya. yang inilah yang sangat baik Anda ucapkan.
 

Untuk menjelaskan kebenaran diperlukan dua jenis manusia :
pertama, yang menyampaikannya dan
kedua,  yang memahaminya.
(Jibran Khalil Jibran)




 




Jules Valery, seorang penyair dan filosof Perancis
pernah mengatakan, "Jutaan Perempuan meninggal
ketika melahirkan.Tunjukkanlah padaku seorang
lelaki yang melakukan hal itu."








Tiga hal yang dapat mengundang persahabatan :
1. Bersegera menyapa saat bertemu;
2. Melapangkan jalan/tempat duduk baginya;
3. dan Memanggilnya dengan panggilan yang bagus/mesra.









Hidup seperti sebuah perjalanan.
Qta tidak tahu apa yang akan dihadapi dan ditemui.
yang dapat dilakukan adalah melakukan upaya (ikhtiar) terbaik hingga Qta temukan sesuatu yang menjadi taqdir Qta.
Semuanya telah diTuliskan jauh sebelum Tuhan menciptakan makhluk-makhlukNya.
dan sekarang PENA TELAH DIANGKAT dan BUKU TELAH DITUTUP.



Pada waktu itu, siang semakin memanas dan matahari tampak angkuh memancarkan panasnya. “Aduu..uh!! panas juga nech suasananya,” dalam hati berguman. Walaupun berada dalam ruang kantor yang lumayan teduh, namun demikian sumuk (kalo’ orang jawa bilang) terasa, sampai tanpa sadar keringat menetes dari kening membasahi baju. Menunggu memang membosankan, “waiting for along time is so bored! Hany..” ungkapan kalimat tersebut secara spontan mengingatkan ketika jengkel karena kelamaan menunggu. Jam karet, mungkin itu istilah yang pas untuk saat ini. Kalimat itu cukup mewakili bagaimana culture (budaya) masyarakat kita saat ini. Siapa yang bisa menyalahkan jika suatu saat nanti orang - orang lebih senang datang terlambat untuk Rapat atau ngumpul dari pada harus menunggu terlalu lama, “ngenteni sampe’ Njamur.” betul?



Konon Napoleon ditanya bagaimana dia menanamkan
rasa percaya diri pada pasukannya.
Dia menjawab :
Aku menampik tiga hal dari tiga dalih.
yang berkata "Aku tidak bisa," kukatakan padanya, "cobalah!!"
yang berkata "Aku tidak tahu," kukatakan padanya, "belajarlah!"
dan yang berkata "mustahil," kukatakan padanya, "buktikanlah!"






Jean-Jacques Rousseau, seorang pakar Sosiologi dan Filosof Prancis pernah mengungkapkan hal yang menarik :
"Sebelum saya kawin, saya mempunyai enam teori mendidik anak.
dan sekarang saya mempunyai enam orang anak, tapi saya tidak memiliki buat mereka satupun teori pendidikan."
hahaha!